6 Lorem Ipsum
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Maecenas porttitor congue massa. Fusce posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus lectus malesuada libero, sit amet commodo magna eros quis urna.
Nunc viverra imperdiet enim. Fusce est. Vivamus a tellus.
Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas. Proin pharetra nonummy pede. Mauris et orci.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Maecenas porttitor congue massa. Fusce posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus lectus malesuada libero, sit amet commodo magna eros quis urna.
Nunc viverra imperdiet enim. Fusce est. Vivamus a tellus.
Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas. Proin pharetra nonummy pede. Mauris et orci.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Maecenas porttitor congue massa. Fusce posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus lectus malesuada libero, sit amet commodo magna eros quis urna.
Nunc viverra imperdiet enim. Fusce est. Vivamus a tellus.
Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas. Proin pharetra nonummy pede. Mauris et orci.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Maecenas porttitor congue massa. Fusce posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus lectus malesuada libero, sit amet commodo magna eros quis urna.
Nunc viverra imperdiet enim. Fusce est. Vivamus a tellus.
Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas. Proin pharetra nonummy pede. Mauris et orci.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Maecenas porttitor congue massa. Fusce posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus lectus malesuada libero, sit amet commodo magna eros quis urna.
Nunc viverra imperdiet enim. Fusce est. Vivamus a tellus.
Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas. Proin pharetra nonummy pede. Mauris et orci.
Nunc viverra imperdiet enim. Fusce est. Vivamus a tellus.
Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas. Proin pharetra nonummy pede. Mauris et orci.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Maecenas porttitor congue massa. Fusce posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus lectus malesuada libero, sit amet commodo magna eros quis urna.
Nunc viverra imperdiet enim. Fusce est. Vivamus a tellus.
Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas. Proin pharetra nonummy pede. Mauris et orci.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Maecenas porttitor congue massa. Fusce posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus lectus malesuada libero, sit amet commodo magna eros quis urna.
Nunc viverra imperdiet enim. Fusce est. Vivamus a tellus.
Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas. Proin pharetra nonummy pede. Mauris et orci.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Maecenas porttitor congue massa. Fusce posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus lectus malesuada libero, sit amet commodo magna eros quis urna.
Nunc viverra imperdiet enim. Fusce est. Vivamus a tellus.
Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas. Proin pharetra nonummy pede. Mauris et orci.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Maecenas porttitor congue massa. Fusce posuere, magna sed pulvinar ultricies, purus lectus malesuada libero, sit amet commodo magna eros quis urna.
Nunc viverra imperdiet enim. Fusce est. Vivamus a tellus.
Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas. Proin pharetra nonummy pede. Mauris et orci.
4 Tak Sengaja Suharno Memotret Hantu
KOMPAS.com — Betapa terkejut Suharno melihat foto di ponselnya karena di belakang putrinya yang jongkok mengenakan kaus biru ada penampakan yang diduga sebagai hantu pocong warna putih berdiri seperti membelakangi Jesika.
Semula Suharno tak percaya dengan apa yang ditunjukkan oleh anaknya itu. Namun, begitu mencermati foto itu, Suharno pun terkejut dan khawatir melihat anaknya yang ketakutan dan trauma.
Makhluk halus memang sulit dilihat mata, tetapi zaman sekarang malah bisa direkam dalam video dengan teknologi tertentu sehingga khalayak bisa menyaksikan tanda-tandanya dengan indera melalui tayangan visual. Berbeda dengan jepretan kamera yang menghasilkan gambar atau foto, tiba-tiba ada "penyertaan" makhluk halus atau hantu alias jin, yang biasanya hal itu di luar kesengajaan.
Seperti yang dialami oleh Jesika (5), putri dari Suharno, warga Desa Betung, Kecamatan Abab, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Jesika difoto oleh temannya menggunakan ponselnya pada tanggal 10 Juni 2010. Saat itu Jesika sedang main di halaman belakang rumah bersama teman-temannya.
Betapa terkejut Suharno melihat foto di ponsel itu karena di belakang putrinya yang jongkok mengenakan kaus biru ada penampakan yang diduga sebagai hantu pocong warna putih berdiri seperti membelakangi Jesika. Semula Suharno tak percaya dengan apa yang ditunjukkan oleh anaknya itu. Namun, begitu mencermati foto itu, Suharno pun terkejut dan khawatir melihat anaknya yang ketakutan dan trauma.
Informasi penampakan hantu di kamera itu segera menyebar ke tetangga dan masyarakat di Desa Betung hingga heboh. Suharno pun khawatir akan terjadi sesuatu terhadap anaknya. Maka, ia mencari orang pintar untuk konsultasi.
Pada hari Rabu (16/6/2010), Suharno melapor ke redaksi Sriwijaya Post yang juga grup dari Tribunnews.com terkait foto tersebut. Menurut pengakuan Suharno, kekhawatiran terhadap anaknya terkait foto yang ada penampakan hantu pocong itu telah mendorongnya untuk mencari orang pintar.
Ia berinisiatif mencari informasi misteri yang terjadi pada anaknya. Kata "orang pintar" yang didatangi Suharno, sebenarnya Jesika, anak dalam foto itu, sering diikuti oleh hantu pocong. Hantu pocong tersebut sedang mencari tumbal.
Mendengar keterangan "orang pintar" itu, Suharno tersentak dan segera berdoa agar anaknya diberikan kesehatan dan perlindungan. Jangan sampai terjadi sesuatu yang tak diinginkan. “Saya takut ada apa-apa, meskipun kebenaran tersebut belum pasti. Tapi saya berharap anak saya selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa,” katanya. (*)
Semula Suharno tak percaya dengan apa yang ditunjukkan oleh anaknya itu. Namun, begitu mencermati foto itu, Suharno pun terkejut dan khawatir melihat anaknya yang ketakutan dan trauma.
Makhluk halus memang sulit dilihat mata, tetapi zaman sekarang malah bisa direkam dalam video dengan teknologi tertentu sehingga khalayak bisa menyaksikan tanda-tandanya dengan indera melalui tayangan visual. Berbeda dengan jepretan kamera yang menghasilkan gambar atau foto, tiba-tiba ada "penyertaan" makhluk halus atau hantu alias jin, yang biasanya hal itu di luar kesengajaan.
Seperti yang dialami oleh Jesika (5), putri dari Suharno, warga Desa Betung, Kecamatan Abab, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Jesika difoto oleh temannya menggunakan ponselnya pada tanggal 10 Juni 2010. Saat itu Jesika sedang main di halaman belakang rumah bersama teman-temannya.
Betapa terkejut Suharno melihat foto di ponsel itu karena di belakang putrinya yang jongkok mengenakan kaus biru ada penampakan yang diduga sebagai hantu pocong warna putih berdiri seperti membelakangi Jesika. Semula Suharno tak percaya dengan apa yang ditunjukkan oleh anaknya itu. Namun, begitu mencermati foto itu, Suharno pun terkejut dan khawatir melihat anaknya yang ketakutan dan trauma.
Informasi penampakan hantu di kamera itu segera menyebar ke tetangga dan masyarakat di Desa Betung hingga heboh. Suharno pun khawatir akan terjadi sesuatu terhadap anaknya. Maka, ia mencari orang pintar untuk konsultasi.
Pada hari Rabu (16/6/2010), Suharno melapor ke redaksi Sriwijaya Post yang juga grup dari Tribunnews.com terkait foto tersebut. Menurut pengakuan Suharno, kekhawatiran terhadap anaknya terkait foto yang ada penampakan hantu pocong itu telah mendorongnya untuk mencari orang pintar.
Ia berinisiatif mencari informasi misteri yang terjadi pada anaknya. Kata "orang pintar" yang didatangi Suharno, sebenarnya Jesika, anak dalam foto itu, sering diikuti oleh hantu pocong. Hantu pocong tersebut sedang mencari tumbal.
Mendengar keterangan "orang pintar" itu, Suharno tersentak dan segera berdoa agar anaknya diberikan kesehatan dan perlindungan. Jangan sampai terjadi sesuatu yang tak diinginkan. “Saya takut ada apa-apa, meskipun kebenaran tersebut belum pasti. Tapi saya berharap anak saya selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa,” katanya. (*)
1 Hambar, MotoGP Tanpa Rossi
LONDON, KOMPAS.com — Cedera yang menghantui Valentino Rossi membuatnya absen pada perlombaan MotoGP berikutnya sehingga perburuan gelar musim ini menjadi hambar, kata para pesaing pebalap dari Italia itu, Rabu.
Pebalap dari Spanyol, Jorge Lorenzo, rekan setim Rossi di Yamaha dan favorit meraih gelar juara, mengatakan kepada wartawan bahwa jika menang tanpa diikuti juara bertahan dan sebagai pebalap paling flamboyan, rasanya seperti tidak meraih kemenangan.
"Amat menyedihkan bagi siapa saja karena Valentino tidak ada bersama kami. Memenangi gelar dunia tentu saja amat hebat, tetapi tanpa Valentino menyebabkan persaingan terasa kurang memiliki nilai," katanya menjelang perlombaan Inggris GP di Silverstone.
Rossi, juara sebanyak sembilan kali dalam berbagai kategori, kemungkinannya absen selama empat sampai lima bulan setelah mengalami kecelakaan sehingga kakinya patah dalam latihan menjelang Italia GP di Mugello 10 hari lalu. "Saya ingin menjadi juara dunia bersama Valentino di lintasan," kata Lorenzo, berbicara setelah mengikuti sesi foto di lapangan kriket Lord. "Bila legenda balap sepeda motor berada bersama saya di lintasan saya akan merasa sangat senang," katanya.
Nicky Hayden, pebalap Amerika yang menaiki Ducati dan mengalahkan Rossi ketika meraih gelar 2006 di atas Honda, setuju bila dalam catatan sejarah MotoGP tahun ini akan ada pemenang tanpa persaingan dengan sang juara. "Anda tahu, rasanya malu bila kita memikirkan hal itu," katanya ketika ditanyakan tentang absennya sang juara Rossi.
"Saya mencoba tidak terpengangkap dalam pembicaraan andaikata atau tetapi, baik atau buruk dalam balapan, tetapi hal itu benar," kata pebalap berusia 28 tahun itu, yang penah mengalahkan Rossi lima angka. "Siapa pun yang tampil sebagai pemenang akan merasakan ada yang kurang karena pebalap itu begitu banyak menang dan ia tidak ada di antara kita. Tetapi, itulah kenyataannya. Ia membuat kesalahan," katanya.
Patah kaki
Kendati Rossi dapat tampil lagi lebih cepat dari yang diperhitungkan, pebalap berusia 31 tahun itu sudah sukar memenuhi harapannya meraih gelar.
Hayden mengatakan, kondisinya tidak memungkinkan untuk membalap seperti biasanya. "Ia mungkin tidak dapat tampil cepat. Olahraga ini memang lebih baik bila dia ada. Ia orang yang hebat di lintasan dan di luar balapan dan saya kira lebih baik bila ia ada bersama kami," katanya.
Lorenzo, yang sudah memimpin Rossi dalam klasemen sebelum terjadi kecelakaan itu, memiliki keuntungan 25 poin atas rekan senegaranya Dani Pedrosa dengan sisa 14 lomba lagi, termasuk balapan Minggu.
Pebalap Spanyol itu, yang memenangi dua lomba sebelum d Mugello, mengatakan, kemungkinan Rossi merasa tertekan berada di depan penonton di negaranya sendiri. "Sebelum Valentino mengalami kecelakaan, kami mengalahkannya dua kali. Saya tidak tahu apakah hal itu memengaruhinya atau tidak. Saya tidak tahu apakah ia mengalami kecelakaan karena itu atau tidak," katanya.
Pebalap dari Spanyol, Jorge Lorenzo, rekan setim Rossi di Yamaha dan favorit meraih gelar juara, mengatakan kepada wartawan bahwa jika menang tanpa diikuti juara bertahan dan sebagai pebalap paling flamboyan, rasanya seperti tidak meraih kemenangan.
"Amat menyedihkan bagi siapa saja karena Valentino tidak ada bersama kami. Memenangi gelar dunia tentu saja amat hebat, tetapi tanpa Valentino menyebabkan persaingan terasa kurang memiliki nilai," katanya menjelang perlombaan Inggris GP di Silverstone.
Rossi, juara sebanyak sembilan kali dalam berbagai kategori, kemungkinannya absen selama empat sampai lima bulan setelah mengalami kecelakaan sehingga kakinya patah dalam latihan menjelang Italia GP di Mugello 10 hari lalu. "Saya ingin menjadi juara dunia bersama Valentino di lintasan," kata Lorenzo, berbicara setelah mengikuti sesi foto di lapangan kriket Lord. "Bila legenda balap sepeda motor berada bersama saya di lintasan saya akan merasa sangat senang," katanya.
Nicky Hayden, pebalap Amerika yang menaiki Ducati dan mengalahkan Rossi ketika meraih gelar 2006 di atas Honda, setuju bila dalam catatan sejarah MotoGP tahun ini akan ada pemenang tanpa persaingan dengan sang juara. "Anda tahu, rasanya malu bila kita memikirkan hal itu," katanya ketika ditanyakan tentang absennya sang juara Rossi.
"Saya mencoba tidak terpengangkap dalam pembicaraan andaikata atau tetapi, baik atau buruk dalam balapan, tetapi hal itu benar," kata pebalap berusia 28 tahun itu, yang penah mengalahkan Rossi lima angka. "Siapa pun yang tampil sebagai pemenang akan merasakan ada yang kurang karena pebalap itu begitu banyak menang dan ia tidak ada di antara kita. Tetapi, itulah kenyataannya. Ia membuat kesalahan," katanya.
Patah kaki
Kendati Rossi dapat tampil lagi lebih cepat dari yang diperhitungkan, pebalap berusia 31 tahun itu sudah sukar memenuhi harapannya meraih gelar.
Hayden mengatakan, kondisinya tidak memungkinkan untuk membalap seperti biasanya. "Ia mungkin tidak dapat tampil cepat. Olahraga ini memang lebih baik bila dia ada. Ia orang yang hebat di lintasan dan di luar balapan dan saya kira lebih baik bila ia ada bersama kami," katanya.
Lorenzo, yang sudah memimpin Rossi dalam klasemen sebelum terjadi kecelakaan itu, memiliki keuntungan 25 poin atas rekan senegaranya Dani Pedrosa dengan sisa 14 lomba lagi, termasuk balapan Minggu.
Pebalap Spanyol itu, yang memenangi dua lomba sebelum d Mugello, mengatakan, kemungkinan Rossi merasa tertekan berada di depan penonton di negaranya sendiri. "Sebelum Valentino mengalami kecelakaan, kami mengalahkannya dua kali. Saya tidak tahu apakah hal itu memengaruhinya atau tidak. Saya tidak tahu apakah ia mengalami kecelakaan karena itu atau tidak," katanya.
0 Meraup Dollar AS dari Kulit Kerang
Oleh Siwi Yunita C
Di tangan Nur Handiah Jaime Taguba, kulit kerang simping atau capiz shell tak lagi hanya sampah. Dengan kreativitasnya, kulit kerang yang bertebaran di pantai Cirebon, Jawa Barat, itu menjadi berbagai perkakas bernilai dollar AS. Pemilik Perusahaan Multi Dimensi Shell Craft ini yang mampu membawa kulit kerang pantura menembus dunia.
Pasar kerajinan kulit kerang di Eropa dan Amerika Serikat yang sebelumnya hanya dikuasi Filipina telah ia jajaki. Jerman, Spanyol, Italia, Inggris, Jerman, Polandia, Bulgaria, Rusia, dan Amerika Serikat menjadi negara-negara tujuan ekspornya selama ini.
Setiap bulannya perusahaan yang ia pimpin bisa mengirim sekitar dua kontainer kerajinan ke pasar internasional. Sebuah volume ekspor yang tidak kecil bagi pengusaha yang memulai usaha dari nol ini.
Kesuksesan Nur itu berawal dari kejeliannya melihat peluang. Awalnya perempuan kelahiran Banyumas, Jawa Tengah, sekitar 49 tahun yang lalu itu memanfaatkan tumpukan kulit kerang untuk diekspor ke Filipina pada tahun 2000.
Kebetulan ibu dari lima anak ini mempunyai relasi dengan para perajin kulit kerang di tanah kelahiran suaminya, Jaime Taguba, di Filipina.
”Awalnya hanya menyuplai bahan baku saja. Kebetulan pembuatan kerajinannya ada di Filipina. Jadi, kami memasok bahan bakunya,” kata Nur di bengkel kerjanya, April 2010.
Meski sudah mampu mengurangi sampah pantai dan ikut terlibat dalam menghidupi warga sekitar, termasuk nelayan, Nur tidak ingin berhenti di titik itu.
Menurutnya kerang yang ia kirimkan seharusnya bisa lebih berharga lagi jika ada nilai tambahnya. Akhirnya ia mulai menjual bahan baku dengan kondisi lebih baik lagi, yakni yang sudah dibersihkan. Dari hasil jual kulit kerang bersih itu, ia bisa mendapatkan hasil yang lebih dan bisa mempekerjakan lebih banyak orang.
Dalam perkembangannya, Nur pun berinisiatif menggeluti industri kerajinan sendiri. Dibantu sang suami, Nur mengawali kreativitasnya dalam mengolah kulit kerang menjadi kap lampu di bengkel kerjanya di Astapada, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon.
Mulanya hanya jenis lampu gantung, lalu berkembang menjadi berbagai macam produk lain dengan model dan ukuran. Lampu duduk, misalnya, ada yang model berdiri serta ditempel di dinding. Kesemuanya menggunakan bahan kulit kerang, terutama kerang simping yang diperolehnya dari para nelayan di pantura.
Dari sekadar lampu itu, hasil karyanya berkembang lagi menjadi furnitur. Meja rias dengan berbagai bentuk yang unik dan glamor, meja tamu, hingga kursi santai. Inovasinya terus mengalir hingga kemudian muncul dinding berornamen kerang hingga lantai keramik dari kerang. Perhiasan mulai dari gelang, kalung, hingga anting pun tak luput dari bidikannya.
Bahannya pun tak lagi hanya dari kerang simping, tetapi juga dari kerang dara atau kerang lain yang selama ini juga hanya menjadi sampah dan terbuang begitu saja di tepi pantai. Sesuatu yang diyakini juga terjadi di seluruh wilayah Indonesia, negara dengan lebih dari 17.000 pulau ini.
Dengan sentuhan seni dan kreativitas, sampah kulit kerang yang awalnya tak berharga itu kini berubah menjadi perkakas cantik dan glamor yang digemari masyarakat, terutama di Eropa.
Tujuh ruang pamernya di Cirebon, Bali, dan Jakarta kini penuh dengan berbagai macam hasil karya kerangnya. Bahkan, bisa dikatakan hanya menggambarkan sedikit dari karya yang telah ia buat.
Usahanya juga telah mengangkat perekonomian warga di sekitarnya. Jumlah karyawan di bengkel kerjanya kini tidak hanya 60 orang seperti saat ia memulai karier sebagai pengekspor kulit kerang, tetapi berkembang menjadi 500 orang. Mereka rata-rata adalah kaum perempuan dan ibu-ibu di sekitar pusat kerajinannya, yang awalnya tidak bekerja. Kini perekonomian keluarga mereka terbantu.
Kuncinya di kreativitas
Kreativitas selama ini memang menjadi kunci yang selalu dipegang Nur Handiah. Selama ini saingan berat bisnisnya adalah para perajin dari Filipina yang telah lebih dulu terjun dalam industri kulit kerang.
Nur memang sempat menyewa desain khusus. Namun, ia akhirnya lebih memilih belajar mendesain sendiri karena selama ini desainnya ternyata juga bisa diterima di pasaran internasional.
Bukan hal yang mudah menciptakan barang yang laku di pasaran. Demi sebuah ide, Nur harus meluangkan waktu untuk belajar, membuka wawasan, membaca berbagai rubrik desain, dan menyempatkan diri untuk berkontemplasi, bahkan survei.
Promosinya dalam mengenalkan kerajinan kulit kerangnya juga tak terbatas di dalam ruang pamer. Ketika harus bertemu dengan orang lain, perempuan yang selalu berpenampilan rapi ini mengenakan berbagai pernak-pernik dari kulit kerang, mulai dari aksesori hingga tas tangan. Semuanya agar langsung diketahui orang lain. Bahkan, rumahnya pun berhias kulit kerang.
Ia juga memutar otak untuk bisa membuat barangnya tetap terjangkau di pasaran. Dengan trik desain tertentu, sebuah sofa berhiaskan kulit kerang bisa berharga lebih murah dibandingkan dengan sofa yang dibuat oleh perajin dari Filipina. Dengan berbagai jalan itulah ia mampu bersaing dengan perajin luar negeri lain meski baru saja memulai bisnis sepuluh tahun lalu.
Nur mengakui, bisnisnya memang sempat surut ketika dunia digoyang krisis ekonomi akhir tahun 2008 hingga awal tahun 2009. Meski demikian, pasarnya tidak mati.
Permintaan dari Amerika Serikat memang berkurang, tetapi Eropa tetap memberikan tempat bagi kerajinannya. Kini pasar kerajinannya di Amerika Serikat berangsur-angsur pulih.
Di dalam negeri sendiri, kerajinan kulit kerang belum banyak ditiru oleh perajin lain. Padahal, bahan baku sangat mudah didapati. Nur tidak pernah kesulitan mendapatkan 60 ton kulit kerang setiap bulan untuk bahan bakunya. ”Mungkin orang mengira ini kerajinan dari sampah sehingga kurang menarik, mungkin juga karena keuntungannya kecil,” katanya merendah.
Meski demikian, Nur mengaku tetap setia pada kulit kerang. Menurutnya, yang penting bukan dari mana bahannya, tetapi jadi apa hasilnya. Bagi Nur, sampah bisa menjadi apa saja tergantung dari cara merawatnya. Jika dibuang tetap, akan menjadi sampah. Namun, jika dirawat, bisa lebih berguna, misalnya kulit kerang bisa dinilai dalam dollar AS seperti apa yang telah ia lakukan. (Kompas.com)
Di tangan Nur Handiah Jaime Taguba, kulit kerang simping atau capiz shell tak lagi hanya sampah. Dengan kreativitasnya, kulit kerang yang bertebaran di pantai Cirebon, Jawa Barat, itu menjadi berbagai perkakas bernilai dollar AS. Pemilik Perusahaan Multi Dimensi Shell Craft ini yang mampu membawa kulit kerang pantura menembus dunia.
Pasar kerajinan kulit kerang di Eropa dan Amerika Serikat yang sebelumnya hanya dikuasi Filipina telah ia jajaki. Jerman, Spanyol, Italia, Inggris, Jerman, Polandia, Bulgaria, Rusia, dan Amerika Serikat menjadi negara-negara tujuan ekspornya selama ini.
Setiap bulannya perusahaan yang ia pimpin bisa mengirim sekitar dua kontainer kerajinan ke pasar internasional. Sebuah volume ekspor yang tidak kecil bagi pengusaha yang memulai usaha dari nol ini.
Kesuksesan Nur itu berawal dari kejeliannya melihat peluang. Awalnya perempuan kelahiran Banyumas, Jawa Tengah, sekitar 49 tahun yang lalu itu memanfaatkan tumpukan kulit kerang untuk diekspor ke Filipina pada tahun 2000.
Kebetulan ibu dari lima anak ini mempunyai relasi dengan para perajin kulit kerang di tanah kelahiran suaminya, Jaime Taguba, di Filipina.
”Awalnya hanya menyuplai bahan baku saja. Kebetulan pembuatan kerajinannya ada di Filipina. Jadi, kami memasok bahan bakunya,” kata Nur di bengkel kerjanya, April 2010.
Meski sudah mampu mengurangi sampah pantai dan ikut terlibat dalam menghidupi warga sekitar, termasuk nelayan, Nur tidak ingin berhenti di titik itu.
Menurutnya kerang yang ia kirimkan seharusnya bisa lebih berharga lagi jika ada nilai tambahnya. Akhirnya ia mulai menjual bahan baku dengan kondisi lebih baik lagi, yakni yang sudah dibersihkan. Dari hasil jual kulit kerang bersih itu, ia bisa mendapatkan hasil yang lebih dan bisa mempekerjakan lebih banyak orang.
Dalam perkembangannya, Nur pun berinisiatif menggeluti industri kerajinan sendiri. Dibantu sang suami, Nur mengawali kreativitasnya dalam mengolah kulit kerang menjadi kap lampu di bengkel kerjanya di Astapada, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon.
Mulanya hanya jenis lampu gantung, lalu berkembang menjadi berbagai macam produk lain dengan model dan ukuran. Lampu duduk, misalnya, ada yang model berdiri serta ditempel di dinding. Kesemuanya menggunakan bahan kulit kerang, terutama kerang simping yang diperolehnya dari para nelayan di pantura.
Dari sekadar lampu itu, hasil karyanya berkembang lagi menjadi furnitur. Meja rias dengan berbagai bentuk yang unik dan glamor, meja tamu, hingga kursi santai. Inovasinya terus mengalir hingga kemudian muncul dinding berornamen kerang hingga lantai keramik dari kerang. Perhiasan mulai dari gelang, kalung, hingga anting pun tak luput dari bidikannya.
Bahannya pun tak lagi hanya dari kerang simping, tetapi juga dari kerang dara atau kerang lain yang selama ini juga hanya menjadi sampah dan terbuang begitu saja di tepi pantai. Sesuatu yang diyakini juga terjadi di seluruh wilayah Indonesia, negara dengan lebih dari 17.000 pulau ini.
Dengan sentuhan seni dan kreativitas, sampah kulit kerang yang awalnya tak berharga itu kini berubah menjadi perkakas cantik dan glamor yang digemari masyarakat, terutama di Eropa.
Tujuh ruang pamernya di Cirebon, Bali, dan Jakarta kini penuh dengan berbagai macam hasil karya kerangnya. Bahkan, bisa dikatakan hanya menggambarkan sedikit dari karya yang telah ia buat.
Usahanya juga telah mengangkat perekonomian warga di sekitarnya. Jumlah karyawan di bengkel kerjanya kini tidak hanya 60 orang seperti saat ia memulai karier sebagai pengekspor kulit kerang, tetapi berkembang menjadi 500 orang. Mereka rata-rata adalah kaum perempuan dan ibu-ibu di sekitar pusat kerajinannya, yang awalnya tidak bekerja. Kini perekonomian keluarga mereka terbantu.
Kuncinya di kreativitas
Kreativitas selama ini memang menjadi kunci yang selalu dipegang Nur Handiah. Selama ini saingan berat bisnisnya adalah para perajin dari Filipina yang telah lebih dulu terjun dalam industri kulit kerang.
Nur memang sempat menyewa desain khusus. Namun, ia akhirnya lebih memilih belajar mendesain sendiri karena selama ini desainnya ternyata juga bisa diterima di pasaran internasional.
Bukan hal yang mudah menciptakan barang yang laku di pasaran. Demi sebuah ide, Nur harus meluangkan waktu untuk belajar, membuka wawasan, membaca berbagai rubrik desain, dan menyempatkan diri untuk berkontemplasi, bahkan survei.
Promosinya dalam mengenalkan kerajinan kulit kerangnya juga tak terbatas di dalam ruang pamer. Ketika harus bertemu dengan orang lain, perempuan yang selalu berpenampilan rapi ini mengenakan berbagai pernak-pernik dari kulit kerang, mulai dari aksesori hingga tas tangan. Semuanya agar langsung diketahui orang lain. Bahkan, rumahnya pun berhias kulit kerang.
Ia juga memutar otak untuk bisa membuat barangnya tetap terjangkau di pasaran. Dengan trik desain tertentu, sebuah sofa berhiaskan kulit kerang bisa berharga lebih murah dibandingkan dengan sofa yang dibuat oleh perajin dari Filipina. Dengan berbagai jalan itulah ia mampu bersaing dengan perajin luar negeri lain meski baru saja memulai bisnis sepuluh tahun lalu.
Nur mengakui, bisnisnya memang sempat surut ketika dunia digoyang krisis ekonomi akhir tahun 2008 hingga awal tahun 2009. Meski demikian, pasarnya tidak mati.
Permintaan dari Amerika Serikat memang berkurang, tetapi Eropa tetap memberikan tempat bagi kerajinannya. Kini pasar kerajinannya di Amerika Serikat berangsur-angsur pulih.
Di dalam negeri sendiri, kerajinan kulit kerang belum banyak ditiru oleh perajin lain. Padahal, bahan baku sangat mudah didapati. Nur tidak pernah kesulitan mendapatkan 60 ton kulit kerang setiap bulan untuk bahan bakunya. ”Mungkin orang mengira ini kerajinan dari sampah sehingga kurang menarik, mungkin juga karena keuntungannya kecil,” katanya merendah.
Meski demikian, Nur mengaku tetap setia pada kulit kerang. Menurutnya, yang penting bukan dari mana bahannya, tetapi jadi apa hasilnya. Bagi Nur, sampah bisa menjadi apa saja tergantung dari cara merawatnya. Jika dibuang tetap, akan menjadi sampah. Namun, jika dirawat, bisa lebih berguna, misalnya kulit kerang bisa dinilai dalam dollar AS seperti apa yang telah ia lakukan. (Kompas.com)
0 Anak 'Ajaib' Chairul Tanjung
KOMPAS.com — Trans Corp atau juga dikenal dengan Para Grup dikenal sebagai salah satu kelompok bisnis terkemuka di Indonesia. Trans TV, Trans 7 yang bekerja sama dengan kelompok Kompas-Gramedia, dan Bank Mega menjadi usaha-usaha bisnis Trans Corp yang mengemuka dan dikenal di Indonesia. Bulan April lalu, Trans Corp melalui Trans Ritel mengakuisisi 40 persen saham PT Carrefour Indonesia yang selama ini didominasi Carrefour yang berpusat di Perancis. Kini Trans Corp menjadi pemegang saham mayoritas tunggal di PT Carrefour Indonesia yang memiliki 82 gerai di 23 kota di Indonesia.
Apa latar belakang akuisisi Carrefour Indonesia oleh Trans Corp. Berikut wartawan Kompas Pieter P Gero dan Tjahja Gunawan Direja dengan Chairul Tanjung, pemilik dan pemimpin Trans Corp, berkaitan dengan filosofi pengakuisisi Carrefour Indonesia dan bagaimana dia mengelola usaha bisnisnya yang relatif belum lama berkembang. Chairul Tanjung yang masuk dalam daftar orang-orang kaya sejagat versi majalah Forbes (edisi Maret 2010) ini juga relatif masih muda. Pada 18 Juni ini, dia akan berusia 48 tahun.
Misi spesial antara bisnis dan idealisme, terutama dengan akuisisi Carrefour, ke depannya bagaimana?
Saya selalu percaya bahwa antara bisnis dan idealisme ada kaitannya. Banyak orang bilang kalau bicara bisnis ya bisnis saja, idealisme ya idealisme saja. Ini seperti minyak dan air. Sementara semua percaya, sejak saya mulai berusaha, bisnis dan idealisme ini bisa digabungkan, dan kalau bisa digabungkan secara baik, akan mempunyai sustainability, kemampuan untuk bertahan jangka waktu panjang, Ini kepercayaan yang saya anut sejak saya mulai berbisnis sampai hari ini. Oleh karena itu, setiap bisnis saya selalu berpikir bagaimana bisnis ini bagus secara bisnis dan juga bagian dari idealisme. Makanya dalam setiap bisnis saya selalu dibicarakan bisnisnya begini dan idealismenya begini. Dengan begitu, tidak perlu dipertentangkan antara bisnis dan idealisme. Selalu bisa berjalan.
Itu yang pertama. Kalau soal Carrefour, bagaimana dengan Carrefour. Soal Carrefour ini, kan perusahaan ritel terbesar di Indonesia. Omzetnya tahun lalu (tahun 2009) sekitar Rp 11,7 triliun. Tak ada yang lebih besar. Tadinya milik asing. Buat dia orientasinya jelas. Prospek ekonomi bagus, konsumennya besar, stabilitas ekonomi dan politik, jadi bagus.
Mereka tak tahu bahwa distribusi itu penting untuk dijadikan alat memajukan perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan rakyat, buat mereka yang pertama karena tidak tahu dan lainnya emang gua pikirin. Kita masuk karena kita lihat ritel ini sesuatu yang luar biasa. Tapi apa salahnya kalau jaringan bisnis yang begitu hebat kita tumpangkan tanpa mengurangi bisnisnya, dengan tujuan agar perekonomian nasional maju lebih baik dan sehat, dan orang-orang yang selama ini belum mendapat kesempatan ke aspek pasar, aspek ekonomi, kemasan, dan sebagainya bisa tumpang, bermitra sekaligus. Secara bisnis saya tidak merugi, tetapi secara idealisme saya bisa memberikan sesuatu kepada bangsa ini.
Sejak kapan mulai tebersit mengambil Carrefour?
Sebenarnya berpikir ambil Carrefour itu tak ada. Tidak berpikir karena Carrefour itu begitu besarnya. Wow... tidak kepikir. Hanya saya selalu percaya, kita manusia berencana dan Tuhan menentukan. Carrefour ini bukan kita yang cari, tapi mereka yang datang. Mereka menyewa konsultan untuk mencari potential partner yang baik dan strategik di Indonesia. Muncul 20 nama, ada kita di dalamnya. Ciut menjadi 10 masih ada nama kita, ciut menjadi 5 ada kita, dan ciut menjadi 2 ada nama kita. Datang dan dua ini dijajaki.
Saya katakan bahwa setuju ambil alih Carrefour dengan catatan tak mau menjadi silent partner. Saya tak mau menjadi Alibaba. Kalau mau, saya pemegang saham terbesar. Saya mau misi dan visi kita seperti pengembangan UKM, bermitra dengan pasar tradisional, hubungan dengan pemerintah pusat dan daerah, kemasyarakatan kita berjalan. Juga sinergi dengan usaha kita yang ada bisa berjalan. Kalau mau oke, kalau tidak silakan cari mitra lain.
Setelah mereka lihat, ya memang bisnis kaya begini yang perlu di Indonesia. Jika tidak, sustainability tidak bisa berjalan. Akhirnya mereka bersedia, mulai berunding harga. Cepat sekali.
Berapa lama proses runding harga?
Semua proses mulai perundingan tidak lebih dari tiga bulan. Sangat cepat. Kalau Tuhan berkehendak, jadi ya jadi. Biayanya sangat cepat. Tak ada fee untuk pihak ketiga. Deal di Indonesia, perundingan di beberapa negara di India, Indonesia, Perancis. Tapi penandatanganan kesepakatan beli di Perancis dan di Jakarta.
Terinspirasi dari mana?
Saya mulai berbisnis sejak mulai kuliah tingkat I di FKG UI. Idealisme ini muncul karena keluarga saya tidak mampu. Bagimana ibu saya harus menggadaikan kain halusnya untuk membayar kuliah saya. Saya tidak bisa menerima dan ingin berusaha. Intinya agar kuliah saya bisa dibiayai oleh saya sendiri. Syukur, bisnis informal yang saya kerjakan semuanya (di kampus jual stiker, tas, buku, penjilidan buku), dan bertahap dan tingkat IV mulai bisa biayai keluarga (total tujuh saudara kini enam karena satu meninggal). Kesulitan keuangan, aktivitas semasa SMP dan SMA dan kuliah, menjadi pendorong utama. Ada akumulasi bahwa berbisnis itu harus cari untung, laba, cari uang. Uang penting, tapi tak segalanya. Ini membuat saya bisa akumulasikan bisnis dan idealisme ini. Pengalaman batin ini. Kalau saya anak orang kaya, tak bisa ini. Tetapi karena saya anak orang miskin dan sudah mulai aktif cari uang sejak SMP, jadi saya sangat paham akan bisnis dan idealisme ini.
Apakah ingin menjadi penguasa?
Saya demonstran, juga mahasiswa teladan, dan kini pengusaha. Sampai hari ini saya selalu bisa mengendalikan diri saya untuk tetap sebagai seorang pengusaha, walaupun dorongan dan ajakan dari pihak lain untuk ke politik sangat kuat. Syukur sampai saat ini saya bisa meyakinkan semua pihak bahwa menjadi pengusaha itu juga penting.
Menjadi pengusaha kan juga bagian dari idealisme tadi?
Iya dong. Saya punya karyawan kini lebih dari 50.000 orang. Semua karyawan grup keseluruhan. Ini yang langsung, bukan yang terafiliasi. Kalau saya tetap berusaha, lima tahun lagi bisa di atas 100.000 orang dan mungkin 10 tahun lagi menjadi 500.000 orang. Kalau saya menjadi penguasa, mungkin saya tidak bisa melakukan hal ini, memberikan kesejahteraan langsung kepada begitu banyak orang. Sekonkret itu. Mungkin saya bisa berbuat lewat perbaikan regulasi dan sebagainya, tetapi efek langsungnya tidak bisa. Sebagai pengusaha bisa langsung
Sepertinya Pak Chairul itu senang sekali soal detail, sampai hal yang kecil diperhatikan?
Saya ini seorang perfeksionis. Saya detail man. Artinya, segala sesuatu itu saya mau tak boleh setengah, asalan. Asal ada. Ini penting. Banyak orang bicara makro, tapi tak paham mikronya. Sebaliknya ada yang bicara mikro, tapi kurang makronya. Saya pemimpin utama perusahaan besar harus memahami makronya dan juga bisnisnya harus mengerti. Dengan begitu, sebuah pemimpin unit tahu persis dan tak bisa membohongi saya. Tak bisa ada laporan asal bapak senang. Dia tahu, kalau dia lakukan itu, saya pasti tahu, saya pasti marah. Dan saya menjamin bisa melakukan sesuatu yang rinci lebih baik dari pimpinan unit. Karenanya, mereka juga melakukan sesuatu juga harus melakukan ke bawah dengan sangat rinci, detail, dan perfeksionis. Jadi aliran perusahaan di semua bagian juga baik dan lancar.
Apakah perlu melakukan pemeriksaan mendadak atau diam-diam ke setiap unit?
Saya tidak pernah melakukan incognito (rahasia), tetapi kalau ke Carrefour itu bagian dari tugas saya. Di sana saya bicara bukan saja dengan manajernya, tetapi juga dengan penjaga tokonya. Tidak hanya dengan CEO-nya, tetapi juga berbicara dengan pembelinya sehingga mendapat masukan yang komprehensif. Makanya saya tahu berapa harga jeruk pontianak dan mandarin. Semua ini karena saya melakukan bisnis dari bawah sehingga bisa mengetahui detail, termasuk juga menghargai orang lain. Kalau hanya bicara dengan CEO-nya, bagaimana bisa menghargai orang di bawahnya dan di bawahnya lagi. Jujur saja, sekarang saya tidak banyak mengenal orang secara nama, soalnya sudah 50.000 orang. Namun, kalau saya ke mana pun, termasuk ke daerah, akan berupaya berdialog dengan mereka. Jadi saya mengetahui kondisi mereka.
Bagaimana persisnya hubungan yang pas antara pengusaha seperti Chairul Tanjung dan pihak penguasa?
Persisnya kita harus bicara soal Indonesia Incorporated. Jangan lagi bicara bahwa saya penguasa sehingga pengusaha harus datang ke saya untuk meminta-minta dan deal-deal tertentu. Sudah lewat masa itu. Juga pengusahanya jangan berpikir bahwa harus dekat dengan pejabat atau pemerintah biar dapat konsesi, dapat hak monopoli dan perlakuan khusus. Era-era seperti ini sudah lewat. Saat ini adalah pengusaha harus bilang bahwa pemerintah tugas Anda adalah membuat regulasi yang baik agar kami para pengusaha bekerja dengan baik dan saya akan melakukan tugas saya sebagai pengusaha sebaiknya, sehingga saya bisa membuat keuntungan yang besar dan bisa bayar pajak sebesar-besarnya untuk negara.
Saya juga akan membuat usaha ini memberikan manfaat bukan saja untuk saya, tetapi juga untuk sebesar-besarnya bagi bangsa ini. Kalau semua pengusaha dan penguasa bisa seiring sejalan seperti ini, insya Allah 10 tahun dari sekarang saya jamin Indonesia bisa sejahtera makmur.
Yang ada sekarang ini bagaimana?
Nah itu problemnya, masih ada pengusaha yang masih suka main-main dengan penguasa, minta konsesi dan keistimewaan. Sementara ada juga penguasa yang senang juga bermain-main dengan pola itu. Nah kalau kita bisa memutuskan mata rantai ini, sebagian permasalahan bangsa ini akan terselesaikan.
Bicara soal pajak tadi, bagaimana pandangan bahwa pajak bagian dari demokrasi ekonomi?
Bagi saya, kalau rugi memang tak perlu membayar pajak, tetapi kalau untung, apalagi untung besar, ya harus bayar pajak dong. Saya di sini, saat karyawan pertama kali mendapat bonus besar, mereka kan selama ini tidak merasa membayar pajak karena sudah dibayarkan perusahaan. Gaji yang diterima itu sudah dibayarkan pajaknya oleh perusahaan. Mereka tidak tahu pajak yang dibayarkan itu bisa satu setengah kali dari gaji yang dibayarkan ke mereka. Karena tak pernah, saat dapat bonus saya bilang Anda semua harus bayar pajak, semua kaget. Apalagi waktu itu pajak masih 35 persen, belum turun seperti sekarang 30 persen. Semua terpukul. Terpotong besar. Karena selama ini yang bayar pajak oleh perusahaan, kini harus bayar sendiri. Kini mereka merasa biasa membayar pajak itu. Ini kisah nyata.
Boleh dikatakan usaha bisnis yang dirintis ini sudah menjadi sebuah imperium ?
Saya tak peduli dengan istilah atau sebutan apa. Tujuan saya pertama adalah bisa punya perusahaan yang bisa memberikan keuntungan dan maju. Dan alhamdulillah tidak ada satu pun perusahaan dalam Para Grup yang merugi. Kedua, perusahaan harus tumbuh dan tumbuhnya cepat. Mengapa? Karena makin tumbuh, makin banyak tenaga kerja yang bisa diserap dan bisa sejahtera. Bank Mega contohnya, setiap tahun membuka 50 sampai 100 cabang. Satu cabang butuh 30 orang. Jadi 100 berarti sudah 3.000 orang langsung direkrut setiap tahun. Ini baru satu perusahaan. Belum perusahaan lain.
Ketiga, kalau saatnya nanti, perusahaan ini harus menjadi jawara. Paling tidak di Indonesia. Pemain nomor satu, ya kalau bisa nomor dua. Tapi nomor satu lebih baik. Mengapa? Sebagai persiapan pada saatnya nanti perusahaan-perusaahaan ini harus bisa menjadi pemain global. Syaratnya, harus jawara dulu di Tanah Air. Jangan bercita-cita menjadi pemain global kalau belum jawara di Indonesia. Apalagi di luar negeri. Jadi harus ada tahapan yang dilalui. Tak peduli imperium, tetapi tiga hal tadi saya lakukan. Seperti Carrefour kalau sudah besar, biar bisa angkat yang lain. Kita semua pemilik Carrefour. Beda kalau pemiliknya hanya Chairul Tanjung. Itu kunci, saya mau semua bisnis saya seperti itu.
Masih ingat tahun 1998, kita buat Gerakan Mega Berbagi, dengan membagi paket sembako kepada 100.000 orang. Apa komentar orang saat itu, Chairul Tanjung orang gila, lagi susah kok dia malah bagi-bagi. Mungkin karena saya banyak memberi, maka Tuhan bilang boleh juga ini anak baik juga kalau diberikan banyak lagi biar dia bisa bagi-bagi lagi. Itu tahun 1998, 12 tahun dari sekarang. Waktu itu belum apa-apa, apalagi sekarang.
Cukup cepat, makanya muncul gosip ada orang lain di belakang?
Ada yang bilang ini perusahaan Anthony Salim. Ada yang bilang keluarga mantan Presiden Soeharto di baliknya. Karena ada Bank Mega, dibilang ada kaitan dengan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. Juga ada kaitan dengan tentara segala. Saya pernah bilang, demi Allah tidak ada satu pun uang mereka. Kita belum dewasa. Karenanya, begitu ada "anak ajaib", kita tidak percaya.
Ada istilah pribumi dan nonpribumi, nasionalis dan sebagainya biar dapat proyek?
Eranya sudah lewat soal pribumi dan nonpribumi. Filosofi saya, kalau dia itu nonpribumi tetapi melakukan sesuatu yang hakikatnya sangat berarti bagi bangsa ini, saya tidak peduli. Kalau dia berbuat baik bagi bangsa ini, biar dia nonpribumi, dia adalah warga negara yang baik. Kalau pribumi dia lakukan itu, maka dia warga yang baik.
Kalau dia pribumi atau nonpribumi tapi tidak lakukan itu, maka dia bukan warga yang baik. Lepas dikotomi soal pribumi dan nonpribumi itu. Ini filosofi saya. Kalau ada pengusaha pribumi dan berupaya untuk mendapat proyek pemerintah, maka dia warga negara yang tak baik, pengusaha tidak baik. Filosofi sekarang ini harus yang bersih. Saya tegaskan, tidak ada bisnis saya yang terafiliasi dengan pemerintah. Saya tak pernah ikut tender. Juga tak pernah dapat proyek, tak dapat konsesi khusus maupun monopoli. Saya pembayar pajak yang cukup baik. Saya bisa buktikan terbalik bahwa uang ini dari mana, uangnya ke mana. Semuanya terekam.
Filosofi ini soal nilai, tidak kelihatan, bagaimana bisa sampai ke semua jajaran?
Budaya nilai ini berdasarkan panutan. Kalau Anda mau anak buah Anda bekerja keras, maka Anda harus memberikan contoh bekerja keras lebih dibanding anak buah. Saya masih menjadi orang terakhir yang pulang dari kantor setiap harinya. Sekitar jam 1 pagi. Kalau ada yang bilang dirinya pekerja keras, saya mau tanya apakah dia lebih keras dari saya. Saya juga tak pernah mengambil uang satu peser pun dari perusahaan untuk kegiatan pribadi saya. Uang yang saya makan adalah hak saya sama seperti haknya pegawai.
Gaji dan bonus, baru belakangan ini saya buat dividen untuk saya dan keluarga. Setahun lalu, untuk beli rumah di Teuku Umar. Sebelumnya, saya tinggal di Kompleks Deplu di Kreo, Tangerang. Saya buktikan saya orang sederhana, jangan konsumerisme. Tidak ada yang berbeda. Ini saya berikan contoh pada mereka. Bukan berarti saya tidak berikan kompensasi yang terbaik bagi karyawan. Nilai ini saya terapkan sama di dalam perusahaan. Tak ada mereka di sini yang gaji tinggi lantas naik Ferrari.
Sistem manajemen modern?
Tentu saja kami terapkan seiring dengan sistem nilai yang ada.
Masih sering makan di warteg pinggir jalan?
Masih makan soto. Kalau saya ke luar kota, saya sempatkan makan makanan tradisional. Ini kenikmatan yang tidak bisa dibeli, terbaik. Hidup cuma sekali. Saya sejauh ini tidak ada penyakit serius (jarang periksa). Olahraga ada, tetapi tidak rutin.
Bisnis yang beragam ini bagaimana?
Ada kelompok finansial, seperti bank, ini kelompok keuangan. Ada lagi bisnis media dan gaya hidup atau entertainment, ini satu bidang lagi. Dan satu lagi di natural resources, sumber daya alam. Jadi hanya ada tiga bidang usaha. Dikelompokkan. Yang di media sendiri dibagi lagi atas media, entertainment, dan gaya hidup. Sumber daya alam, kita cuma punya kebun kelapa sawit, belum banyak.
Soal Carrefour, apakah nantinya juga bisa menjadi ajang ekspor produk kita?
Ya kita sedang bicara dengan Carrefour di ASEAN, tapi belum rinci karena masih di tangan pemimpin negara bersangkutan. Kalau ambil alih Carrefour di negara lain, karena ini aturan ketat menyangkut negara, harus deal dengan kepala negara. Dengan Carrefour-nya oke, soal harga dan sebagainya. Di negara lain memang ketat, deal dengan kepala negara, di sini saja yang enak.
Ambil Carrefour agar menjadi tameng menghadapi tuduhan persaingan di dalam negeri?
Kalau menjadi tameng mungkin hanya dikasih 10 persen sajalah. Tetapi kalau menjadi pemegang saham terbesar jelas tidak. Apalagi ini ambil alih riil, bukan duit-duitan. Pinjam uang dari perbankan internasional. Apa ada dalam sejarah Chairul Tanjung mau menjadi tameng orang. Rasanya rezeki dan harga diri saya tidaklah. Saya kini punya hak memasukkan empat direktur dalam Carrefour. Berunding dengan Perancis ini dikenal sulit dan rumit. Tapi hanya satu bulan dan karena berlangsung intensif. Kita meraih pinjaman 350 juta dollar AS. Kalau tak punya kemampuan itu, tidak mungkin tanpa ada kepercayaan, track record, dan relation.
Apa latar belakang akuisisi Carrefour Indonesia oleh Trans Corp. Berikut wartawan Kompas Pieter P Gero dan Tjahja Gunawan Direja dengan Chairul Tanjung, pemilik dan pemimpin Trans Corp, berkaitan dengan filosofi pengakuisisi Carrefour Indonesia dan bagaimana dia mengelola usaha bisnisnya yang relatif belum lama berkembang. Chairul Tanjung yang masuk dalam daftar orang-orang kaya sejagat versi majalah Forbes (edisi Maret 2010) ini juga relatif masih muda. Pada 18 Juni ini, dia akan berusia 48 tahun.
Misi spesial antara bisnis dan idealisme, terutama dengan akuisisi Carrefour, ke depannya bagaimana?
Saya selalu percaya bahwa antara bisnis dan idealisme ada kaitannya. Banyak orang bilang kalau bicara bisnis ya bisnis saja, idealisme ya idealisme saja. Ini seperti minyak dan air. Sementara semua percaya, sejak saya mulai berusaha, bisnis dan idealisme ini bisa digabungkan, dan kalau bisa digabungkan secara baik, akan mempunyai sustainability, kemampuan untuk bertahan jangka waktu panjang, Ini kepercayaan yang saya anut sejak saya mulai berbisnis sampai hari ini. Oleh karena itu, setiap bisnis saya selalu berpikir bagaimana bisnis ini bagus secara bisnis dan juga bagian dari idealisme. Makanya dalam setiap bisnis saya selalu dibicarakan bisnisnya begini dan idealismenya begini. Dengan begitu, tidak perlu dipertentangkan antara bisnis dan idealisme. Selalu bisa berjalan.
Itu yang pertama. Kalau soal Carrefour, bagaimana dengan Carrefour. Soal Carrefour ini, kan perusahaan ritel terbesar di Indonesia. Omzetnya tahun lalu (tahun 2009) sekitar Rp 11,7 triliun. Tak ada yang lebih besar. Tadinya milik asing. Buat dia orientasinya jelas. Prospek ekonomi bagus, konsumennya besar, stabilitas ekonomi dan politik, jadi bagus.
Mereka tak tahu bahwa distribusi itu penting untuk dijadikan alat memajukan perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan rakyat, buat mereka yang pertama karena tidak tahu dan lainnya emang gua pikirin. Kita masuk karena kita lihat ritel ini sesuatu yang luar biasa. Tapi apa salahnya kalau jaringan bisnis yang begitu hebat kita tumpangkan tanpa mengurangi bisnisnya, dengan tujuan agar perekonomian nasional maju lebih baik dan sehat, dan orang-orang yang selama ini belum mendapat kesempatan ke aspek pasar, aspek ekonomi, kemasan, dan sebagainya bisa tumpang, bermitra sekaligus. Secara bisnis saya tidak merugi, tetapi secara idealisme saya bisa memberikan sesuatu kepada bangsa ini.
Sejak kapan mulai tebersit mengambil Carrefour?
Sebenarnya berpikir ambil Carrefour itu tak ada. Tidak berpikir karena Carrefour itu begitu besarnya. Wow... tidak kepikir. Hanya saya selalu percaya, kita manusia berencana dan Tuhan menentukan. Carrefour ini bukan kita yang cari, tapi mereka yang datang. Mereka menyewa konsultan untuk mencari potential partner yang baik dan strategik di Indonesia. Muncul 20 nama, ada kita di dalamnya. Ciut menjadi 10 masih ada nama kita, ciut menjadi 5 ada kita, dan ciut menjadi 2 ada nama kita. Datang dan dua ini dijajaki.
Saya katakan bahwa setuju ambil alih Carrefour dengan catatan tak mau menjadi silent partner. Saya tak mau menjadi Alibaba. Kalau mau, saya pemegang saham terbesar. Saya mau misi dan visi kita seperti pengembangan UKM, bermitra dengan pasar tradisional, hubungan dengan pemerintah pusat dan daerah, kemasyarakatan kita berjalan. Juga sinergi dengan usaha kita yang ada bisa berjalan. Kalau mau oke, kalau tidak silakan cari mitra lain.
Setelah mereka lihat, ya memang bisnis kaya begini yang perlu di Indonesia. Jika tidak, sustainability tidak bisa berjalan. Akhirnya mereka bersedia, mulai berunding harga. Cepat sekali.
Berapa lama proses runding harga?
Semua proses mulai perundingan tidak lebih dari tiga bulan. Sangat cepat. Kalau Tuhan berkehendak, jadi ya jadi. Biayanya sangat cepat. Tak ada fee untuk pihak ketiga. Deal di Indonesia, perundingan di beberapa negara di India, Indonesia, Perancis. Tapi penandatanganan kesepakatan beli di Perancis dan di Jakarta.
Terinspirasi dari mana?
Saya mulai berbisnis sejak mulai kuliah tingkat I di FKG UI. Idealisme ini muncul karena keluarga saya tidak mampu. Bagimana ibu saya harus menggadaikan kain halusnya untuk membayar kuliah saya. Saya tidak bisa menerima dan ingin berusaha. Intinya agar kuliah saya bisa dibiayai oleh saya sendiri. Syukur, bisnis informal yang saya kerjakan semuanya (di kampus jual stiker, tas, buku, penjilidan buku), dan bertahap dan tingkat IV mulai bisa biayai keluarga (total tujuh saudara kini enam karena satu meninggal). Kesulitan keuangan, aktivitas semasa SMP dan SMA dan kuliah, menjadi pendorong utama. Ada akumulasi bahwa berbisnis itu harus cari untung, laba, cari uang. Uang penting, tapi tak segalanya. Ini membuat saya bisa akumulasikan bisnis dan idealisme ini. Pengalaman batin ini. Kalau saya anak orang kaya, tak bisa ini. Tetapi karena saya anak orang miskin dan sudah mulai aktif cari uang sejak SMP, jadi saya sangat paham akan bisnis dan idealisme ini.
Apakah ingin menjadi penguasa?
Saya demonstran, juga mahasiswa teladan, dan kini pengusaha. Sampai hari ini saya selalu bisa mengendalikan diri saya untuk tetap sebagai seorang pengusaha, walaupun dorongan dan ajakan dari pihak lain untuk ke politik sangat kuat. Syukur sampai saat ini saya bisa meyakinkan semua pihak bahwa menjadi pengusaha itu juga penting.
Menjadi pengusaha kan juga bagian dari idealisme tadi?
Iya dong. Saya punya karyawan kini lebih dari 50.000 orang. Semua karyawan grup keseluruhan. Ini yang langsung, bukan yang terafiliasi. Kalau saya tetap berusaha, lima tahun lagi bisa di atas 100.000 orang dan mungkin 10 tahun lagi menjadi 500.000 orang. Kalau saya menjadi penguasa, mungkin saya tidak bisa melakukan hal ini, memberikan kesejahteraan langsung kepada begitu banyak orang. Sekonkret itu. Mungkin saya bisa berbuat lewat perbaikan regulasi dan sebagainya, tetapi efek langsungnya tidak bisa. Sebagai pengusaha bisa langsung
Sepertinya Pak Chairul itu senang sekali soal detail, sampai hal yang kecil diperhatikan?
Saya ini seorang perfeksionis. Saya detail man. Artinya, segala sesuatu itu saya mau tak boleh setengah, asalan. Asal ada. Ini penting. Banyak orang bicara makro, tapi tak paham mikronya. Sebaliknya ada yang bicara mikro, tapi kurang makronya. Saya pemimpin utama perusahaan besar harus memahami makronya dan juga bisnisnya harus mengerti. Dengan begitu, sebuah pemimpin unit tahu persis dan tak bisa membohongi saya. Tak bisa ada laporan asal bapak senang. Dia tahu, kalau dia lakukan itu, saya pasti tahu, saya pasti marah. Dan saya menjamin bisa melakukan sesuatu yang rinci lebih baik dari pimpinan unit. Karenanya, mereka juga melakukan sesuatu juga harus melakukan ke bawah dengan sangat rinci, detail, dan perfeksionis. Jadi aliran perusahaan di semua bagian juga baik dan lancar.
Apakah perlu melakukan pemeriksaan mendadak atau diam-diam ke setiap unit?
Saya tidak pernah melakukan incognito (rahasia), tetapi kalau ke Carrefour itu bagian dari tugas saya. Di sana saya bicara bukan saja dengan manajernya, tetapi juga dengan penjaga tokonya. Tidak hanya dengan CEO-nya, tetapi juga berbicara dengan pembelinya sehingga mendapat masukan yang komprehensif. Makanya saya tahu berapa harga jeruk pontianak dan mandarin. Semua ini karena saya melakukan bisnis dari bawah sehingga bisa mengetahui detail, termasuk juga menghargai orang lain. Kalau hanya bicara dengan CEO-nya, bagaimana bisa menghargai orang di bawahnya dan di bawahnya lagi. Jujur saja, sekarang saya tidak banyak mengenal orang secara nama, soalnya sudah 50.000 orang. Namun, kalau saya ke mana pun, termasuk ke daerah, akan berupaya berdialog dengan mereka. Jadi saya mengetahui kondisi mereka.
Bagaimana persisnya hubungan yang pas antara pengusaha seperti Chairul Tanjung dan pihak penguasa?
Persisnya kita harus bicara soal Indonesia Incorporated. Jangan lagi bicara bahwa saya penguasa sehingga pengusaha harus datang ke saya untuk meminta-minta dan deal-deal tertentu. Sudah lewat masa itu. Juga pengusahanya jangan berpikir bahwa harus dekat dengan pejabat atau pemerintah biar dapat konsesi, dapat hak monopoli dan perlakuan khusus. Era-era seperti ini sudah lewat. Saat ini adalah pengusaha harus bilang bahwa pemerintah tugas Anda adalah membuat regulasi yang baik agar kami para pengusaha bekerja dengan baik dan saya akan melakukan tugas saya sebagai pengusaha sebaiknya, sehingga saya bisa membuat keuntungan yang besar dan bisa bayar pajak sebesar-besarnya untuk negara.
Saya juga akan membuat usaha ini memberikan manfaat bukan saja untuk saya, tetapi juga untuk sebesar-besarnya bagi bangsa ini. Kalau semua pengusaha dan penguasa bisa seiring sejalan seperti ini, insya Allah 10 tahun dari sekarang saya jamin Indonesia bisa sejahtera makmur.
Yang ada sekarang ini bagaimana?
Nah itu problemnya, masih ada pengusaha yang masih suka main-main dengan penguasa, minta konsesi dan keistimewaan. Sementara ada juga penguasa yang senang juga bermain-main dengan pola itu. Nah kalau kita bisa memutuskan mata rantai ini, sebagian permasalahan bangsa ini akan terselesaikan.
Bicara soal pajak tadi, bagaimana pandangan bahwa pajak bagian dari demokrasi ekonomi?
Bagi saya, kalau rugi memang tak perlu membayar pajak, tetapi kalau untung, apalagi untung besar, ya harus bayar pajak dong. Saya di sini, saat karyawan pertama kali mendapat bonus besar, mereka kan selama ini tidak merasa membayar pajak karena sudah dibayarkan perusahaan. Gaji yang diterima itu sudah dibayarkan pajaknya oleh perusahaan. Mereka tidak tahu pajak yang dibayarkan itu bisa satu setengah kali dari gaji yang dibayarkan ke mereka. Karena tak pernah, saat dapat bonus saya bilang Anda semua harus bayar pajak, semua kaget. Apalagi waktu itu pajak masih 35 persen, belum turun seperti sekarang 30 persen. Semua terpukul. Terpotong besar. Karena selama ini yang bayar pajak oleh perusahaan, kini harus bayar sendiri. Kini mereka merasa biasa membayar pajak itu. Ini kisah nyata.
Boleh dikatakan usaha bisnis yang dirintis ini sudah menjadi sebuah imperium ?
Saya tak peduli dengan istilah atau sebutan apa. Tujuan saya pertama adalah bisa punya perusahaan yang bisa memberikan keuntungan dan maju. Dan alhamdulillah tidak ada satu pun perusahaan dalam Para Grup yang merugi. Kedua, perusahaan harus tumbuh dan tumbuhnya cepat. Mengapa? Karena makin tumbuh, makin banyak tenaga kerja yang bisa diserap dan bisa sejahtera. Bank Mega contohnya, setiap tahun membuka 50 sampai 100 cabang. Satu cabang butuh 30 orang. Jadi 100 berarti sudah 3.000 orang langsung direkrut setiap tahun. Ini baru satu perusahaan. Belum perusahaan lain.
Ketiga, kalau saatnya nanti, perusahaan ini harus menjadi jawara. Paling tidak di Indonesia. Pemain nomor satu, ya kalau bisa nomor dua. Tapi nomor satu lebih baik. Mengapa? Sebagai persiapan pada saatnya nanti perusahaan-perusaahaan ini harus bisa menjadi pemain global. Syaratnya, harus jawara dulu di Tanah Air. Jangan bercita-cita menjadi pemain global kalau belum jawara di Indonesia. Apalagi di luar negeri. Jadi harus ada tahapan yang dilalui. Tak peduli imperium, tetapi tiga hal tadi saya lakukan. Seperti Carrefour kalau sudah besar, biar bisa angkat yang lain. Kita semua pemilik Carrefour. Beda kalau pemiliknya hanya Chairul Tanjung. Itu kunci, saya mau semua bisnis saya seperti itu.
Masih ingat tahun 1998, kita buat Gerakan Mega Berbagi, dengan membagi paket sembako kepada 100.000 orang. Apa komentar orang saat itu, Chairul Tanjung orang gila, lagi susah kok dia malah bagi-bagi. Mungkin karena saya banyak memberi, maka Tuhan bilang boleh juga ini anak baik juga kalau diberikan banyak lagi biar dia bisa bagi-bagi lagi. Itu tahun 1998, 12 tahun dari sekarang. Waktu itu belum apa-apa, apalagi sekarang.
Cukup cepat, makanya muncul gosip ada orang lain di belakang?
Ada yang bilang ini perusahaan Anthony Salim. Ada yang bilang keluarga mantan Presiden Soeharto di baliknya. Karena ada Bank Mega, dibilang ada kaitan dengan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. Juga ada kaitan dengan tentara segala. Saya pernah bilang, demi Allah tidak ada satu pun uang mereka. Kita belum dewasa. Karenanya, begitu ada "anak ajaib", kita tidak percaya.
Ada istilah pribumi dan nonpribumi, nasionalis dan sebagainya biar dapat proyek?
Eranya sudah lewat soal pribumi dan nonpribumi. Filosofi saya, kalau dia itu nonpribumi tetapi melakukan sesuatu yang hakikatnya sangat berarti bagi bangsa ini, saya tidak peduli. Kalau dia berbuat baik bagi bangsa ini, biar dia nonpribumi, dia adalah warga negara yang baik. Kalau pribumi dia lakukan itu, maka dia warga yang baik.
Kalau dia pribumi atau nonpribumi tapi tidak lakukan itu, maka dia bukan warga yang baik. Lepas dikotomi soal pribumi dan nonpribumi itu. Ini filosofi saya. Kalau ada pengusaha pribumi dan berupaya untuk mendapat proyek pemerintah, maka dia warga negara yang tak baik, pengusaha tidak baik. Filosofi sekarang ini harus yang bersih. Saya tegaskan, tidak ada bisnis saya yang terafiliasi dengan pemerintah. Saya tak pernah ikut tender. Juga tak pernah dapat proyek, tak dapat konsesi khusus maupun monopoli. Saya pembayar pajak yang cukup baik. Saya bisa buktikan terbalik bahwa uang ini dari mana, uangnya ke mana. Semuanya terekam.
Filosofi ini soal nilai, tidak kelihatan, bagaimana bisa sampai ke semua jajaran?
Budaya nilai ini berdasarkan panutan. Kalau Anda mau anak buah Anda bekerja keras, maka Anda harus memberikan contoh bekerja keras lebih dibanding anak buah. Saya masih menjadi orang terakhir yang pulang dari kantor setiap harinya. Sekitar jam 1 pagi. Kalau ada yang bilang dirinya pekerja keras, saya mau tanya apakah dia lebih keras dari saya. Saya juga tak pernah mengambil uang satu peser pun dari perusahaan untuk kegiatan pribadi saya. Uang yang saya makan adalah hak saya sama seperti haknya pegawai.
Gaji dan bonus, baru belakangan ini saya buat dividen untuk saya dan keluarga. Setahun lalu, untuk beli rumah di Teuku Umar. Sebelumnya, saya tinggal di Kompleks Deplu di Kreo, Tangerang. Saya buktikan saya orang sederhana, jangan konsumerisme. Tidak ada yang berbeda. Ini saya berikan contoh pada mereka. Bukan berarti saya tidak berikan kompensasi yang terbaik bagi karyawan. Nilai ini saya terapkan sama di dalam perusahaan. Tak ada mereka di sini yang gaji tinggi lantas naik Ferrari.
Sistem manajemen modern?
Tentu saja kami terapkan seiring dengan sistem nilai yang ada.
Masih sering makan di warteg pinggir jalan?
Masih makan soto. Kalau saya ke luar kota, saya sempatkan makan makanan tradisional. Ini kenikmatan yang tidak bisa dibeli, terbaik. Hidup cuma sekali. Saya sejauh ini tidak ada penyakit serius (jarang periksa). Olahraga ada, tetapi tidak rutin.
Bisnis yang beragam ini bagaimana?
Ada kelompok finansial, seperti bank, ini kelompok keuangan. Ada lagi bisnis media dan gaya hidup atau entertainment, ini satu bidang lagi. Dan satu lagi di natural resources, sumber daya alam. Jadi hanya ada tiga bidang usaha. Dikelompokkan. Yang di media sendiri dibagi lagi atas media, entertainment, dan gaya hidup. Sumber daya alam, kita cuma punya kebun kelapa sawit, belum banyak.
Soal Carrefour, apakah nantinya juga bisa menjadi ajang ekspor produk kita?
Ya kita sedang bicara dengan Carrefour di ASEAN, tapi belum rinci karena masih di tangan pemimpin negara bersangkutan. Kalau ambil alih Carrefour di negara lain, karena ini aturan ketat menyangkut negara, harus deal dengan kepala negara. Dengan Carrefour-nya oke, soal harga dan sebagainya. Di negara lain memang ketat, deal dengan kepala negara, di sini saja yang enak.
Ambil Carrefour agar menjadi tameng menghadapi tuduhan persaingan di dalam negeri?
Kalau menjadi tameng mungkin hanya dikasih 10 persen sajalah. Tetapi kalau menjadi pemegang saham terbesar jelas tidak. Apalagi ini ambil alih riil, bukan duit-duitan. Pinjam uang dari perbankan internasional. Apa ada dalam sejarah Chairul Tanjung mau menjadi tameng orang. Rasanya rezeki dan harga diri saya tidaklah. Saya kini punya hak memasukkan empat direktur dalam Carrefour. Berunding dengan Perancis ini dikenal sulit dan rumit. Tapi hanya satu bulan dan karena berlangsung intensif. Kita meraih pinjaman 350 juta dollar AS. Kalau tak punya kemampuan itu, tidak mungkin tanpa ada kepercayaan, track record, dan relation.
0 Symantec Resmi Umumkan Anti Virus untuk Android
NEW YORK - Setelah sempat diberitakan beberapa kali, akhirnya Symantec secara resmi meluncurkan anti virus khusus yang digunakan untuk ponsel cerdas berbasis sistem operasi Android.
Menurut perusahan terkemuka itu, perangkat genggam menjadi lebih berbahaya ketimbang PC. Pasalnya, ketika berselancar di dunia maya kerentanan itu terjadi ketika mengunduh file yang kapasitasnya besar.
Anti virus khusu Android Ini adalah perangkat lunak virus pertama utama untuk ponsel cerdas. Dengan software ini memungkinkan pengguna untuk mencari malware dan virus.
Selain itu, anti virus ini memungkinkan pengguna untuk menghapus data pribadi dari ponsel mereka ketika perangkat genggamnya hilang karena dicuri atau hilang. Demikian yang dilansir melalui 3G Co Uk, Rabu (16/6/2010).
Aplikasi Norton dapat memindai lebih dari 100 aplikasi dalam 30 detik, yang berarti tidak akan memakan waktu lama bagi pengguna untuk mengetahui apakah ponsel Anda terinfeksi.
Dengan browsing internet pada ponsel menjadi lebih maju sepanjang waktu, tidak diragukan lagi infeksi besar di smartphone akan segera terjadi di perangkat genggam.
Perangkat lunak untuk ponsel Android tersedia dalam pra-rilis beta dari Android Market, pengguna bisa melakukan ujicoba selama 3 bulan secara gratis.
Menurut perusahan terkemuka itu, perangkat genggam menjadi lebih berbahaya ketimbang PC. Pasalnya, ketika berselancar di dunia maya kerentanan itu terjadi ketika mengunduh file yang kapasitasnya besar.
Anti virus khusu Android Ini adalah perangkat lunak virus pertama utama untuk ponsel cerdas. Dengan software ini memungkinkan pengguna untuk mencari malware dan virus.
Selain itu, anti virus ini memungkinkan pengguna untuk menghapus data pribadi dari ponsel mereka ketika perangkat genggamnya hilang karena dicuri atau hilang. Demikian yang dilansir melalui 3G Co Uk, Rabu (16/6/2010).
Aplikasi Norton dapat memindai lebih dari 100 aplikasi dalam 30 detik, yang berarti tidak akan memakan waktu lama bagi pengguna untuk mengetahui apakah ponsel Anda terinfeksi.
Dengan browsing internet pada ponsel menjadi lebih maju sepanjang waktu, tidak diragukan lagi infeksi besar di smartphone akan segera terjadi di perangkat genggam.
Perangkat lunak untuk ponsel Android tersedia dalam pra-rilis beta dari Android Market, pengguna bisa melakukan ujicoba selama 3 bulan secara gratis.
Langganan:
Postingan (Atom)